Silakan Copy dan sebarkan Content blog ini dengan syarat cantumkan sumber atau URL blog...thanx
Untuk masuk ke Blog, "KLIK" Salah Satu iklan di bawah ini 1X, lalu klik close 2X

Kamis, 12 April 2012

Implementasi Moodle untuk Pengembangan KMS (Knowledge Management System)

I. Sekilas Tentang Moodle
A. Definisi Moodle


Moodle adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment. Moodle itu sendiri merupakan sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa atau peserta didik untuk masuk kedalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran.
Dengan menggunakan Moodle, dapat dibuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle merupakan sebuah aplikasi Course Management System (CMS) atau LMS (Learning Management System) yang gratis dan dapat di-download, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License). Moodle dapat diinstal di komputer dan sistem operasi apapun yang bisa menjalankan PHP dan mendukung database SQL.

B. Fitur Moodle (Secara Umum)
Fitur yang ada dalam moodle bersifat modular, jadi tidak harus semua modul ditampilkan tergantung kebutuhan. Sebagai LMS, Moodle memiliki fitur yang tipikal dimiliki LMS pada umumnya ditambah beberapa fitur unggulan. Fitur-fitur tersebut adalah: Assignment submission, Forum diskusi, Unduh arsip, Peringkat, Chat, Kalender online, Berita, Kuis, online, Wiki, dll.
C. Kelebihan dan kekurangan Moodle
1. Kelebihan Moodle:
a. proses customization yang relatif tidak merepotkan, bahkan meskipun kita tidak memahami skill pemrograman dengan baik.
b. Template dan theme yang disediakan Moodle juga banyak, dan mendukung 40 bahasa termasuk bahasa Indonesia.
c. Fitur Lesson pada moodle yang memungkinkan mengarahkan siswa dan peserta e-Learning secara otomatis ke halaman lain sesuai dengan jawaban dari pertanyaan di suatu halaman.
d. Free and Open source
e. Educational Philosophy
f. Cummnity -> dikembangkan oleh komunitas moodle seluruh dunia terutama jika ada error sehingga dapat dengan cepat memperbaiki dan berjalan dengan baik
g. Feature Comparism : bisa dibandingkan dengan fitur2 yang berbayar

2. Kekurangan:
a. Penuhnya fitur yang di-embed ke Moodle membuat time executionnya jadi tinggi, alias sangat berat dijalankan.
b. Kendala kecil lain misalnya kadang terdapat error blank screen pada saat instalasi.

D. Penggunaan Moodle di Indonesia
Di dunia e-learning Indonesia, Moodle lebih dikenal fungsinya sebagai Course Management System atau Learning Management System. Dengan tampilan seperti halaman web pada umumnya, Moodle memiliki fitur untuk menyajikan kursus (course), dimana pengajar bisa mengunggah materi ajar, soal dan tugas. Murid bisa masuk log ke Moodle kemudian memilih kursus yang disediakan atau di-enroll untuknya. Aktivitas murid di dalam Moodle ini akan terpantau progress dan nilainya. Di Indonesia sendiri, diketahui bahwa Moodle telah dimanfaatkan untuk sekolah menengah, perguruan tinggi dan perusahaan.

II. Desain dan Implementasi Moodle untuk KMS
A. Konsep KMS (Knowledge Management System)
KMS adalah suatu sistem yang dapat menyimpan pengetahuan untuk dapat dimanfaatkan oleh para pengguna KMS. KMS diartikan sebagai suatu proses terus menerus sebagai interaksi antar agen cerdas yang bersifat adaptif dimana:
1. Interaksi antar agen tidak dirancang sebelumnya, namun muncul dari dinamika proses interaksi pada organisasi itu sendiri.
2. Interaksi tersebut menghasilkan dan mengelola basis pengetahuan dalam organisasi.

Pengetahuan yang menjadi kunci utama dalam KMS, harus dapat diciptakan oleh anggota organisasi, yang kemudian dapat disimpan pada lokasi tertentu dan dapat diseminasi/disebar sehingga diketahui dan dipelajari oleh anggota yang lain, dan pengetahuan tersebut dapat diketahui keterhubungannya dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, pengetahuan yang dikelola pada suatu KMS bukanlah pengetahuan umum dari berbagai domain, namun harus spesifik pengetahuan dalam domain tertentu, yang cukup intensif dipelajari dan dikembangkan oleh organisasi pembelajar.

B. Fungsi yang harus difasilitasi oleh KMS
1. Fungsi Domain Ontologi
Fungsi ini bertujuan untuk mendukung representasi pengetahuan dalam KMS. Dalam fungsi ini diperjelas, istilah atau terminologi yang termasuk dalam domain pengetahuan tersebut serta keterkaitan antar istilah. Bentuk yang dapat digunakan dalam fungsi adalah semantic net, taxonomi, atau pohon konseptual. Dari setiap istilah atau terminologi yang digunakan, terdapat penghubung (hypertext link) dengan pengetahuan yang disimpan dalam suatu repositori. Pengetahuan yang disimpan dapat berupa artikel berupa teks, dokumen dengan format tertentu, atau gambar yang menjelaskan suatu proses tertentu. Dengan taksonomi, dapat diketahui kategorisasi pengetahuan dalam basis pengetahuan secara jelas. Agen dalam organisasi pembelajar dapat dengan mudah melakukan pencarian pengetahuan, menyimpan pengetahuan, atau diseminasi pengetahuannya berdasarkan kategori tertentu. Jadi proses pencarian dapat dimudahkan dengan taksonomi pada KMS.

2. Fungsi Penyimpanan Konten
Repositori dalam suatu KMS memang sebaiknya dapat menyimpan konten dalam berbagai media, apakah dalam media tekstual, media gambar, media suara, atau media video. Dengan demikian, agen tidak dibatasi untuk mengubah pengetahuan yang telah disimpannya dalam format tertentu,
menjadi format lain yang difasilitasi oleh KMS. Dengan format apapun, agen dapat menyimpan dan membagi pengetahuannya bersama dengan agen lain dalam organisasi pembelajar.

3. Fungsi Diseminasi/penyebaran Ilmu Pengetahuan
Fungsi ini bertujuan untuk memudahkan agen pembelajar untuk membagikan pengetahuannya kepada agen yang lain, dan juga memudahkan agen pembelajar yang lain untuk menemukan pengetahuan dalam kategori tertentu. Pengetahuan dalam domain yang dibatasi pun, mungkin tidak perlu diakses oleh semua agen dalam organisasi pembelajar. Fungsi diseminasi ini juga memungkinkan untuk membatasi, kategori pengetahuan mana saja yang sesuai untuk seorang agen, walau tetap dimungkinkan bagi agen tersebut untuk menambah pengetahuannya dari kategori yang tidak diakses sebelumnya. Fasilitas untuk mengetahui pengetahuan yang baru diletakkan pada KMS beserta kategorinya, akan memudahkan agen dalam diseminasi pengetahuan yang baru.

4. Fungsi Integrasi Konten
Fungsi ini berperan dalam integrasi semua hal yang terkait dengan konten pengetahuan, antara lain kategori pengetahuan, kategori yang sesuai untuk agen pembelajar tertentu (dalam arti sering diakses dan diperlukan oleh agen pembelajar tertentu), termasuk diskusi atau bahasan yang terkait konten pengetahuan tertentu. Integrasi tersebut harus bersifat transparan (dapat diketahui dengan mudah) oleh para agen pembelajar yang memanfaatkan KMS. Hal ini berdampak pada mudahnya proses pencarian yang dilakukan agen pembelajar terhadap suatu konten dalam kategori tertentu

5. Fungsi Kolaborasi Antar Agen Pembelajar
Salah satu proses pembelajaran adalah adanya interaksi antar agen pembelajar. Kumpulan agen tersebut berkolaborasi dalam membentuk pengetahuan baru, dan salah satu media yang bisa memfasilitasi adalah forum diskusi. Jika suatu artefak pengetahuan sudah diletakkan dalam KMS, maka agen pembelajar yang lain bisa mengaksesnya. Agen pembelajar bisa memberikan komentar atau masukan terkait konten pengetahuan tersebut, dan bisa dilakukan oleh lebih dari dua agen pembelajar. Interaksi melalui forum diskusi ini sangat memungkinkan terciptanya suatu pengetahuan baru yang nantinya juga akan disimpan sebagai konten pengetahuan dalam KMS. Dampaknya, KMS harus bisa diakses tanpa terbatas oleh lokasi. Di manapun dan kapanpun diperlukan, agen pembelajar bisa melakukan interaksi dalam rangka peningkatan pengetahuan bersama. Oleh karena itu, KMS harus mampu memfasilitasi fungsi ini.

6. Fungsi Pengamanan Pengetahuan
Fungsi ini diperlukan saat kolaborasi antar agen pembelajar menggunakan fasilitas Internet sebagai penghubungnya. Aspek keamanan konten pengetahuan, relevansi duatu kategori dengan agen pembelajar tertentu perlu diperhatikan terutama jika sarana komunikasi yang digunakan bersifat terbuka seperti Internet. Jika digunakan dalam lingkup terbatas (intranet), maka aspek keamanan repositori dan komunikasi lebih mudah untuk difasilitasi oleh
KMS.

C. Implementasi Moodle Untuk Pengembangan KMS
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka kita benar-benar harus memilih LMS yang benar-benar dapat merepresentasikan fungsi-fungsi dalam KMS. Salah satu LMS atau CMS yang ada adalah Moodle. Moodle adalah paket perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat situs pembelajaran berbasis Internet. Moodle adalah proyek pengembangan yang bersifat global, dan dirancang untuk mendukung framework pendidikan yang bersifat social constructionist. Karena dirancang untuk proses pembelajaran, fitur yang disediakan pada moodle memang mengarah pada pengelolaan kursus (atau kuliah) dan semua hal yang terkait
dengan kuliah.

1. Fitur Moodle mendukung KMS
Jika dianalisis, moodle memiliki fitur yang dapat mendukung KMS. Berikut penjelasan fitur-fitur moodle yang mengikuti penjelasan fungsi yang harus ada pada suatu KMS.
a. Fitur Domain Ontologi
Moodle adalah aplikasi untuk proses pembelajaran yang berbasis kursus (course). Terdapat suatu struktur pohon untuk kategorisasi kursus-kursus yang akan dibentuk. Model ini sangat tepat sebagai representasi taksonomi. Suatu kategori dapat memiliki beberapa sub kategori, dan setiap sub kategori juga dapat memiliki beberapa sub sub kategori. Kedalaman kategori ini dapat dibuat tergantung pada kebutuhan organisasi pembelajar terkait dengan domain ontologi pengetahuan yang akan dikelola. Setiap konten pengetahuan yang disimpan, baik berupa dokumen, artikel tekstual, gambar, atau hyperlink ke lokasi lain, harus masuk dalam kategori tertentu. Hal ini memudahkan pengguna moodle untuk melakukan pencarian konten pengetahuan yang masuk dalam kategori tertentu.

b. Fitur Penyimpanan Konten
Platform Moodle memfasilitasi untuk menyimpan konten pengetahuan dalam berbagai media, antara lain berupa label; menyisipkan suatu artikel tekstual; membuat suatu situs web baru; berupa hyperlink ke suatu situs atau dokumen yang disimpan pada basisdata moodle; menampilkan suatu direktori yang di dalamnya terdapat berbagai konten pengetahuan; serta dapat juga berupa IMS Content Package. Adalah suatu paket konten, yang memenuhi spesifikasi stuktur data untuk pertukaran antar sistem. Hal ini memungkinkan paket konten tersebut untuk ditransfer dari satu learning management system ke learning management system yang lain. Dalam setiap konten pengetahuan yang disimpan oleh agen pembelajar, moodle juga menyediakan aktifitas terkait konten pengetahuan tersebut. Aktifitas tersebut dapat berupa forum diskusi (offline), chatting (online), atau juga menambahkan glossary sehingga memudahkan agen pembelajar yang lain untuk memahami konten pengetahuan yang terkait dengan glossary tersebut. Aktifitas inipun akan tersimpan dalam repositori moodle dan menempel pada konten pengetahuan tertentu. Selain itu, setiap agen pembelajar juga dimungkinkan untuk memberi penanda khusus pada konten pengetahuan tertentu, yang sangat relevan dengan aktifitasnya dalam organisasi. Fasilitas memberikan penanda (bookmark) ini sudah disediakan oleh moodle.

c. Fitur Diseminasi Ilmu Pengetahuan
Moodle memberikan fasilitas dengan mencatat aktifitas terbaru yang dilakukan oleh peserta dalam moodle. Aktifitas ini bisa berupa penambahan konten pengetahuan baru, diskusi (memberikan komentar mengenai suatu konten), atau akses terhadap suatu konten.

d. Fitur Integrasi Konten
Konten yang tersimpan pada basis data moodle selalu dipasangkan dengan kategori atau sub kategori tertentu. Demikian juga semua forum diskusi akan tersimpan kaitan dengan konten yang dibahasnya. Karena kaitan ini tercatat, maka agen pembelajar bisa dengan mudah mencari suatu konten untuk keperluan tertentu, dengan melihat kategori atau sub kategorinya saja.

e. Fitur Kolaborasi antar Agen Pembelajar
Kolaborasi antar agen difasilitasi oleh moodle melalui forum yang bisa ditambahkan untuk suatu konten pengetahuan. Dengan forum, agen pembelajar bisa bertukar pendapat atau memberi masukan mengenai suatu pengetahuan. Bahkan dari diskusi tersebut bisa dihasilkan suatu pengetahuan baru, yang juga dapat disimpan sebagai artefak pengetahuan pada basis data.

f. Fitur Pengamanan Pengetahuan
Tingkat keamanan yang disediakan oleh moodle bervariasi, mulai dari tingkat keamanan yang rendah, sedang, hingga pembatasan akses terhadap konten pengetahuan tertentu.

2. Ringkasan Pemanfaatan Moodle untuk KMS
Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, maka disimpulkan bahwa moodle sebagai platform pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk implementasi KMS. Ada pun Ringkasan pemanfaatan moodle untuk KMS, terlihat pada tabel di bawah ini:


3. Desain Moodle yang ideal yang mendukung KMS
Fitur standar dari moodle, sebaiknya dimodifikasi agar fungsi yang harus difasilitasi oleh KMS benar benar dapat diwujudkan. Berikut contoh sederhana tampilan moodle yang dapat menfasilitasi fungsi di dalam KMS


Keterangan Gambar:
Gambar di atas menunjukkan tampilan Moodle yang sudah dimodifikasi sebagai KMS. Setiap fitur tambahan diimplementasikan dalam bentuk blok baru, yang meliputi blok pohon taksonomi (kiri atas), dan berita terbaru (kanan atas). Selain itu dilakukan modifikasi terhadap blok yang sudah ada untuk melakukan penyederhanaan form isian yang diberikan ke user.


Sumber Bacaan:
http://baru-ajah.blogspot.com/2009/07/pengertian-moodle.html
http://emka.web.id/software/moodle/2011/sekilas-tentang-moodle/
http://romisatriawahono.net/2008/01/24/memilih-sistem-e-learning-berbasis-open-source/
http://id.wikipedia.org/wiki/Moodle
http://nirmala-learningbydoing.blogspot.com/
http://mail.informatika.org/~ayu/2010kms.pdf

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...