Silakan Copy dan sebarkan Content blog ini dengan syarat cantumkan sumber atau URL blog...thanx
Untuk masuk ke Blog, "KLIK" Salah Satu iklan di bawah ini 1X, lalu klik close 2X

Selasa, 08 Februari 2011

Aliran Filsafat Progresivisme


1. Konsep, Esensi dan Kilasan aliran Filsafat Progresivisme

Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Gerakan Progresivisme ini sangat berpengaruh dalam pendidikan bangsa Amerika pada permulaan abad ke-20.

Progresivisme memberikan perlawanan terhadap formalisme yang berlebihan dan membosankan dari sekolah atau pendidikan yang tradisional. Contoh: Progresivisme menolak pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak cara-cara belajar yang bersifat pasif, menolak konsep dan cara-cara pendidikan yang hanya berperan untuk mentransfer kebudayaan mastarakat kepada generasi muda, dan berbagai hal lainnya yang dipandang tidak berarti.

Progresivisme melancarkan suatu gerakan untuk perubahan sosial dan budaya dengan penekanan pada perkembangan individual, dan mencakup cita-cita seperti: cooperation yaitu kerjasama dalam berbagai aspek kehidupan, sharing yaitu berbagai peran dan turut ambil bagian dalam berbagai kegiatan, dan adjusment yaitu fleksibel untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi.

2. Tokoh-tokoh Progresivisme

Filsafat pendidikan Progresivisme dikembangkan oleh para ahli pendidikan seperti:

1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)

William James seorang psychologist dan seorang filosuf Amerika yang sangat terkenal. Paham dan ajarannya demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara Eropa dan Amerika. Meskipun demikian dia sangat penceramah dibidang filsafat, juga terkenal sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku. Buku karangannya yang berjudul Principles of Psychology yang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik dalam bidang itu, hal inilah yang mengantar William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatisme dan Empirisme radikal.

2. John Dewey (1859 - 1952)

John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Dewey mengembangkan pragmatisme dalam bentuknya yang orisinil, tapi meskipun demikian, namanya sering pula dihubungkan terutama sekali dengan versi pemikiran yang disebut instrumentalisme. Adapun ide filsafatnya yang utama, berkisar dalam hubungan dengan problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktik. reputasi (nama baik) internasionalnya terletak dalam sumbangan pikirannya terhadap filsafat pendidikan Progressivisme Amerika. Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. Dia adalah juru bicara yang sangat terkenal di Amerika Serikat dari cara-cara kehidupan demokratis. Diantara karya-karya Dewey yang dianggap penting adalah Freedom and Cultural, Art and Experience, The Quest of Certainty Human Nature and Conduct (1922), Experience and Nature (1925), dan yang paling fenomenal adalah Democracy and Education(1916).

3.Hans Vaihinger (1852-1933)

Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

4. Georges Santayana

Georges digolongkan pada penganut pragmatisme ini. Tapi amat sukar untuk memberikan sifat bagi hasil pemikirannya, karena amat banyak pengaruh yang bertentangan dengan ap ayang dialaminya.

3. Filsafat Pendukung atau yang Melandasi Progresivisme

Progresivisme didukung atau dilandasi oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey (1859-1952). Apabila ditelusuri, konsep-konsep filsafat yang melandasi progresivisme bahkan berasal dari para filosof yang hidup pada jaman Yunani kono dan para filosof lainnya yang hidup kemudian, seperti: Heraklitos (536-470 SM), Socrates (470-399 SM), Protagoras (480-410 SM), W. James (1842-1910), Francis Bacon (1561-1626), Jean Jacques Rousseau (1712-1778), Immanuel Kant (1724-1804), Hegel (1770-1804). Selain itu, tokoh-tokoh bangsa Amerika seperti Benjamin Franklin, Thomas Paine, dan Thomas Jafferson pun telah mempengaruhi perkembangan progresivisme.

4. Pandangan Progesivisme Terhadap Bidang Pendidikan

Bagi progresivisme, gagasan atau kenyataan yang menunjukkan adanya dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat ditentang oleh progresivisme. Menurut progresivisme, sekolah yang baik adalah masyarakat yang baik dalam bentuk kecil, sedangkan pendidikan yang mencerminkan keadaan dan kebutuhan masyarakat perlu dilakukan secara teratur sebagaimana halnya dalam lingkungan sekolah. Sekolah hendaknya merupakan suatu mikrokosmos dari masyarakat yang lebih luas.

a. Definisi Pendidikan

Menurut progresivisme, pendidikan selalu dalam proses perkembangan dan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus. Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu: (1) Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk kehidupan; (2) Belajar harus langsung berhubungan dengan minat anak; (3) Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan pelajaran; (4) Guru berperan sebagai pemberi advise, bukan untuk mengarahkan; (5) Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi; dan (6) Demokrasilah satu-satunya yang memberi tempat dan menggerakkan pribadi-pribadi saling tukar menukar ide secara bebas, yang diperlukan untuk pertumbuhan sesungguhnya.

b. Tujuan pendidikan

Bagi penganut progresivisme, pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang demokratis.

c. Kurikulum

Menurut Progresivisme, Kurikulum hendaknya:

  • Tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang ada;
  • Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta didik) atau chil centered;
  • Berbasis pada masyarakat;.
  • Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.

d. Metode

Metode pendidikan yang diutamakan progresivisme adalah metode pemecahan masalah (poblem solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiry and discovery method).

e. Peranan pendidik dan peserta didik

Dalam aliran progresivisme, guru harusnya berperan untuk memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan peserta didik, sedangkan peserta didik berperan sebagai organisme yang rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh.

Sumber Bacaan

S.Ardiwinata, Jajat dan Achmad Hufad. 2007. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/06/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html

http://education.feedfury.com/content/16333546-filsafat_pendidikan.html

http://fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran-progresivisme.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Progresivisme



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...