Berbagai eksperimen telah dilakukan oleh para ahli Psikologi tentang proses belajar mengajar dan berhasil mengungkap serta menemukan sejumlah prinsip belajar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sagala (2008:54-55), bahwa belajar tersebut terdiri atas beberapa prinsip, diantaranya:
a. Law of Effect yaitu bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu diperkuat. Sebaliknya jika hubungan itu diikuti dengan perasaan tidak menyenangkan, maka hubungan itu akan melemah. Jadi hasil belajar akan diperkuat apabila menumbuhkan rasa senang dan puas.
b. Spread of effect yaitu reaksi emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan, tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru.
c. Law of Exercise yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan penguasaan, sebaliknya hubungan itu melemahkan jika dipergunakan. Jadi, hasil belajar dapat lebih sempurna apabila sering diulang dan sering dilatih.
d. Law of readiness yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan. Dalam hubungan ini tingkah laku baru akan terjadi apabila yang belajar telah siap belajar.
e. Law of Primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama , akan sulit digoyahkan.
f. Law of intensity yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila diupayakan melalui kegiatan yang dinamis.
g. Law of recency yaitu bahan yang baru dipelajari, akan lebih mudah diingat.
h. Fenomena kejenuhan adalah suatu penyebab yang menjadi perhatian signifikan dalam pembelajaran. Kejenuhan adalah suatu sumber frustasi fundamental bagi peserta didik dan juga pendidik. Di lain pihak, intervensi pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan selalu tidak memecahkan masalah yang esensial. Kejenuhan belajar (plateauing) adalah rentang waktu tertentu yang dipakai untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil, karena antara lain keletihan mental dan indera-indera. Plateau belajar yaitu periode kegiatan yang tidak menyebabkan perubahan pada individu karena berbagai faktor:
1) Kesulitan bahan yang dipelajari meningkat, sehingga yang belajar tidak mampu menyelesaikan, sekalipun yang belajar terus berusaha.
2) Metode belajar yang dipergunakan individu tidak memadai, sehingga upaya yang dilakukannya akan sia-sia belaka.
3) Kejenuhan belajar yang disebabkan oleh keletihan atau kelelahan badan
i. Belonginess yaitu keterikatan bahan yang dipelajari pada situasi belajar, akan mempermudah berubahnya tingkah laku. Hasil belajar yang memberikan kepuasan dalam proses belajar dan latihan yang diterima erat kaitannya dengan kehidupan belajar. Proses belajar yang demikian ini akan meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik.
Sumber:
Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran-Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
2) Metode belajar yang dipergunakan individu tidak memadai, sehingga upaya yang dilakukannya akan sia-sia belaka.
3) Kejenuhan belajar yang disebabkan oleh keletihan atau kelelahan badan
i. Belonginess yaitu keterikatan bahan yang dipelajari pada situasi belajar, akan mempermudah berubahnya tingkah laku. Hasil belajar yang memberikan kepuasan dalam proses belajar dan latihan yang diterima erat kaitannya dengan kehidupan belajar. Proses belajar yang demikian ini akan meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik.
Sumber:
Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran-Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.