Silakan Copy dan sebarkan Content blog ini dengan syarat cantumkan sumber atau URL blog...thanx
Untuk masuk ke Blog, "KLIK" Salah Satu iklan di bawah ini 1X, lalu klik close 2X

Minggu, 04 Desember 2011

Hasil Belajar



1. Pengetian Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah segala perilaku siswa baik berupa pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan berkat latihan dan pengalaman. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa di dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
Seseorang diakatakan telah belajar apabila ia telah memperoleh hasil belajar yang telah dicapai yakni perubahan tingkah laku. Hasil belajar tersebut akan terlihat setelah diberikan perlakuan pada proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar. Sejalan dengan hal ini, Arifin (2009:26) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan:
gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedalaman, kerumitan, dan harus digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.

Bersadarkan pada penjelasan di atas maka dapa disimpulka bahwa hasil belajar adalah segala perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan, setelah diberikan perlakuan pada proses belajar serta hasil belajar tersebut harus digambarkan secara jelas dan dapat diukur.

2. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan output peserta didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat digolongkan kedalam tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom. Bloom menamakan cara mengklasifikasi ini dengan “The taxonomy of education objectives”. Menurut Bloom (1956) dalam Arifin (2009:21) hasil belajar terbagi atas tiga kelompok, yaitu ”kognitif, afektif dan psikomotor.” Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif berkaitan dengan tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik, manipulasi bahan atau objek.
Adapun pembagian tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar dalam ranah kognitif, menurut Bloom dalam Ngalim Purwanto (2006:43-48), yaitu:
a. Pengetahuan/Knowledge
Pengetahuan merupakan tingkat kemampuan yang hanya meminta peserta didik untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta dan istilah-istilah tanpa harus mengerti, menilai,dan menggunakannya. Dalam hal ini peserta didik biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali (recal) atau menghafal saja. Kata kerja opearsional yang dapat digunakan yaitu: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali, mendefinisikan.

b. Pemahaman/komprehensi
Pemahaman merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini, peserta didik tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Kata kerja opearasional yang biasa dipakai yaitu: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemostrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan.

c. Aplikasi/penerapan
Dalam tingkat aplikasi, peserta didik dituntut kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam suatu situasi yang baru baginya. Dengan kata lain, aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Kata kerja yang dapat dipakai yaitu: menggunakan, menerapkan, menggeneralisasikan, menghubungkan, memilih, mengembangkan, mengorganisasi, menyusun, mengklasifikasikan, mengubah struktur.

d. Analisis
Tingkat kemampuan analisis merupakan tingkat kemampuan peserta didik untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tingkat analisis, peserta didik diharapkan dapat memahami dan sekaligus dapat memilah-milahnya menjadi bagian-bagian. Hal ini dapat berupa kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses terjadinya sesuatu, cara bekerjanya sesuatu, atau mungkin juga sistematikanya. Kata kerja operasional yang biasa digunakan yaitu: membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, mengategorikan, menganalisis, membandingkan, mengadakan pemisahan.

e. Sintesis
Tingkat kemampuan sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis, peserta didik dituntut untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas. Kata kerja opearsional yang digunaka yaitu: menghubungkan, menghasilkan, mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan, mengorganisasi, menyintesis, mengklasifikasikan, menyimpulkan.

f. Evaluasi
Dengan kemampuan evaluasi, peserta didik diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara kerjanya, cara pemecahannya, metodenya, materinya dan lain sebagainya. Kata kerja operasional yang digunakan yaitu: menafsirkan, menilai, menentukan, mempertimbangkan, membandingkan, melakukan, memutuskan, mengargumentasikan, menaksir.


3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Munadi (2008:21) dalam Yani (2010:59-60) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
a. Faktor internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis
Setiap manusia dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di dalam ruangan yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana, dan guru.

sumber:
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto, M Ngalim. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yani, Rizqi Fitri. (2010). Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...