Silakan Copy dan sebarkan Content blog ini dengan syarat cantumkan sumber atau URL blog...thanx
Untuk masuk ke Blog, "KLIK" Salah Satu iklan di bawah ini 1X, lalu klik close 2X

Sabtu, 12 November 2011

Prinsip, Jenis Penilaian dan Prosedur Perencanaan Test

Melanjutkan postingan tentang Kedudukan Evaluasi Pendidikan dalam Pengajaran, pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai Evaluasi Pencapaian Belajar Siswa itu sendiri yang meliputi: bagaimana prinsip-prinsip dasar tes hasil belajar, macam-macam penilaian, dan langkah perencanaan apa saja yang diperlukan dalam menyusun suatu tes. Nah, Berikut pemaparannya:

a. Prinsip-prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran. Ada pun prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Tes tersebut dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai denga tujuan instruksional
2. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan.
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesui dengan tujuan.
4. Di desain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5. Dibuat seandal (reliable) mungkin sehingga mudah dinterpretasikan dengan baik.
6. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.

b. Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif
Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. Jadi, penilaian formatif tidak hanya dilakukan pada tiap akhir pelajaran, tetapi bisa juga ketika pelajaran sedang berlangsung.
Penilaian Sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai di mana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tetentu. Adapun fungsi dan tujuannya adalah untuk menentukan apakah dengan nilai yang diperoleh, seorang siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus.

c. Norm-Referenced VS Criterion-Referenced Tests
Criterion-referenced tests (CRT) adalah tes yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan yang eksplisit. Dengan kata lain, CRT adalah sekumpulan soal atau items yang secara langsung mengukur tingkah laku-tingkah laku yang dinyatakan didalam seperangkat tujuan behavioral atau performance objectives. Di dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, Dick dan Carey menyatakan adanya empat jenis CRT, yaitu:
a. Entry-behaviors tests, diadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan.
b. Pretest, diadakan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pengasaan siswa terhadap bahan pengjaran yang akan diajarkan.
c. Post-test, diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran.
d. Embedded test, dilaksanakan di sela-sela atau pada waktu-waktu tertentu selama proses pengjaran berlangsung.
Penyusunan norm-referenced test (NRT) berbeda degan CRT. Soal-soal pada NRT tidak ditekankan untuk mengukur penampilan yang eksak dari behavioral objectives. Dengan kata lain, soal-soal pada NRT tidak semata didasarkan atas pengajaran yang diterima siswa atau atas keterampilan atau atas tingkah laku yang diidentifikasi sebagai sesuatu yang dianggap relevan bagi balajar siswa.

d. Perencanaan dalam Menyusun Tes (Langkah-langkah dalam menyusun tes)
Ada pun langkah-langkahnya yaitu:
1. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.
3. Menentukan atau menendai hasil-hasil belajar yang spesifik
4. Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.
5. Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
6. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.

Jadi dari penjabaran di atas, terlihat bahwa tes untuk mengukur hasil belajar siswa, memiliki prinsip-prinsip serta langkah-langkah perencanaan yang sistematis, tidak dapat disusun seenaknya saja tanpa memerhatikan rambu-rambu yang ada. Dengan adanya hal ini, diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur. Nah, sekarang muncul suatu pertanyaan, bagaimanakah bentuk-bentuk tes tersebut?? Apakah mereka makhluk halus atau makhluk kasar??:) Untuk menjawab hal tersebut, dapat sobat baca nantinya di sini (Macam Bentuk Tes Hasil Belajar).

Sumber:
Ngalim, Purwanto. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Catatan Perkuliahan Pengembangan Sistem Pembelajaran

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...