Komunikasi Visual, secara harfiah berarti proses transformasi ide dan informasi dalam bentuk yang dapat dibaca dan ditanggapi (berupa bentuk visual). Komunikasi visual, biasanya diasosiasikan dengan seni rupa, simbol-simbol, fotografi, tipografi, lukisan, desain grafis, ilustrasi dan lain-lain. Konsep komunikasi visual adalah memadukan unsur-unsur desain grafis, seperti kreativitas, estetika, efisiensi, komunikatif dan lain-lain, untuk menciptakan suatu media yang dapat menarik perhatian, juga menciptakan media komunikasi yang efektif agar diapresiasi oleh komunikan / audiens. Perancangan komunikasi visual ini dapat dipadukan dengan strategi komunikasi, psikologi dan sosial / antropologi budaya.
Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film /video, internet dan lain-lain, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).
Dalam tulisannya yang berjudul” Proses Penyampaian Pesan Secara Visual”, Wina Puspita Sari, S.Sos, mengambil pernyataan di bawah ini sebagai landasan penulisannya, ada pun yang menjadi dasar penulisannya tersebut berbunyi:
“visual communication is one form of non-verbal communication. The element of are communicator, message, and comunicant. In this case, the communicator is producer while the communicant is the consumer. The activities of visual communication can be in the forms of explanation, statement, news, agitation, posters, songs, displays, banners, brochures, etc. the point is in the visual communications, communicators use visualization to” . Komunikasi visual juga merupakan salah satu cara penyampaian pesan secara visual, maksudnya, melalui sesuatu yang dapat dilihat, dapat berupa gambar, ilustrasi, tulisan maupun bentuk-bentuk lainnya, serta pada prinsipnya selama pesan tersebut dapat dilihat. Komunikasi visual itu sendiri, sebenarnya, merupmerupakan proses penyampaian pesan, yang menggunakan daya tarik bentuk, komposisi, baik komposisi dalam hal penggunaan warna, atau pun pemilihan tipe huruf, yang biasanya disesuaikan dengan momen, atau situasi, atau pun konteks untuk siapa pesan tersebut ditujukan.
Jadi, Komunikasai visual adalah komunikasi yang menggunakan lambang-lambang visual, dan ia merupakan bagian dari komunikasi secara keseluruhan.
Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film /video, internet dan lain-lain, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).
Dalam tulisannya yang berjudul” Proses Penyampaian Pesan Secara Visual”, Wina Puspita Sari, S.Sos, mengambil pernyataan di bawah ini sebagai landasan penulisannya, ada pun yang menjadi dasar penulisannya tersebut berbunyi:
“visual communication is one form of non-verbal communication. The element of are communicator, message, and comunicant. In this case, the communicator is producer while the communicant is the consumer. The activities of visual communication can be in the forms of explanation, statement, news, agitation, posters, songs, displays, banners, brochures, etc. the point is in the visual communications, communicators use visualization to” . Komunikasi visual juga merupakan salah satu cara penyampaian pesan secara visual, maksudnya, melalui sesuatu yang dapat dilihat, dapat berupa gambar, ilustrasi, tulisan maupun bentuk-bentuk lainnya, serta pada prinsipnya selama pesan tersebut dapat dilihat. Komunikasi visual itu sendiri, sebenarnya, merupmerupakan proses penyampaian pesan, yang menggunakan daya tarik bentuk, komposisi, baik komposisi dalam hal penggunaan warna, atau pun pemilihan tipe huruf, yang biasanya disesuaikan dengan momen, atau situasi, atau pun konteks untuk siapa pesan tersebut ditujukan.
Jadi, Komunikasai visual adalah komunikasi yang menggunakan lambang-lambang visual, dan ia merupakan bagian dari komunikasi secara keseluruhan.